Setiap
atlet atau siapapun yang melakukan aktifitas olahraga pasti mendekatkan diri
dengan resiko cidera. Memang sering terjadi cidera tersebut tidak terlalu
membahayakan. Namun demikian ada beberapa faktor yang perlu menjadi perhatian
yang menjadi prinsip dari pencegahan cidera pada olahraga. Bila prinsip ini
dilaksanakan maka tubuh akan siap melakukan aktifitas olahraga dengan aman.
Prinsip pencegahan cidera tersebut adalah:
1.
Kondisi fisik.
Kondisi
fisik merupakan prinsip kunci dalam pencegahan cidera pada
olahraga. Kondisi fisik yang baik akan mencegah terjadinya cidera pada waktu
melakukan aktifitas olahraga. Juga akan mengurangi keparahan apabila
mendapatkan cidera. Kemampuan maksimal dari penampilan seorang olahragawan akan
diperoleh dengan kecukupan dalam kekuatan otot dan keseimbangan, power, daya
tahan, kordinasi neuromuskuler, fleksibilitas sendi, daya tahan kardiovaskuler,
dan komposisi tubuh yang sesuai untuk olahraga..
Hal
ini serupa dengan yang di kemukakan M Sajoto (1995:7) Kondisi fisik adalah
suatu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang
atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda
atau ditawar-tawar lagi. Lebih lanjut dikemukakan oleh M. Sajoto (1988:16),
kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponenkomponen yang tidak dapat
dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa
didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus
dikembangkan walupun disana sini dilakukan dengan sistem prioritas tiap
komponen itu dan untuk keperluan apa atau status yang dibutuhkan.
2.
Latihan-Latihan Progresif.
Latihan
progresip merupakan latihan-latihan yang
menguntungkan pada saat dadakan. Perlu ditekankan prinsip-prinsip pemberian
beban lebih yang bertahap dan prinsip spesifisitas dari latihan. Pemilihan
metode yang tepat adalah meliputi efisiensi gerakan yang sesuai, efketifitas
program latihan, termasuk FITT (frekwensi, Intensitas, Time, Tipe) yang
adekuat. Gerakan yang salah harus dikoreksi dan dengan dasar gerakan yang baik.
3.
Rest dan recovery.
Tidur yang cukup merupakan prinsip
penting untuk mental yang baik dan kesehatan fisik serta menjadi bagian kritis
dari recovery setelah bekerja berat. Kronik overexertion dan kelelahan dapat
membuat atlet lebih mudah mengalami cedera.
4.
Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani merupakan kesanggupan dan kemampuan tubuh
melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fiisk yang diberikan
kepadanya(dari kerja yang dilakukan sehari-hari)tanpa menimbulkan kelelahan
yang berlebihan. Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya ialah
setelah seseorang melakukan suatu kegiatan/aktivitas, masih mempunyai cukup
semangat dan energy untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk
kebutuhan-keperluan lainnya yang tajam.
Hal ini serupa dengn
yang di kemukakan oleh Judith Rink dalam Mochamad Sajoto (1988: 43) bahwa
kebugaran jasmani merupakan
kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengantanpa
mengalami kelelahan berarti, dengan pengeluaran energi yang cukup besar,guna
memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi
keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan.Dan serupa dengan yang di
kemukakan oleh Djoko Pekik (2004: 2) bahwa
kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang melakukan
kerjasehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga
masih menikmati waktu luangnya.Sedangkan menurut Engkos Kosasih (1985: 10),
kebugaran jasmani adalahsuatu keadaan seseorang yang mempunyai kekuatan
(strength), kemampuan (ability),kesanggupan, dan daya tahan untuk melakukan
pekerjaannya dengan efisien tanpa kelelahan.
5.
Sarana Pelindung
Sarana pelindung merupakan
alat-alat yang digunakan saat berolahraga seperti proteksi
badan,jenis olahraga yang
bersifat body contack, serta jenis
olahraga yang khusus
lainnya.Sarana pelindung yang standart punya peranan penting dalam mencegah
cedera. Kerusakan alat sering menjadi penyebab cedera pula, contoh yang
sederhan seperti sepatu. Sepatu adalah salah satu bagian peralatan/pelindung
kaki dalam berolahraga
yang mendapat banyak
perhatian para ahli.
6.
Fasilitas
Sarana
olahraga merupakan sumber daya pendukung yang terdiri dari segala bentuk dan
jenis peralatan serta
perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan olahraga. Prasarana olahraga adalah
sumber daya pendukung yang terdiri dari tempat olahraga dalam bentuk bangunan
di atasnya dan batas fisik yang statusnya jelas dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk pelaksanaan program kegiatan olahraga.Fasilitas bila kurang
atau tidak memadai, design yang jelek dan kurang baik akanmudah terjadinya
cedera.
Hal
ini serupa dengan yang di kemukakan oleh Wirjasanto (1984:154).Sarana prasarana
olahraga adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan diluar maupun di dalam.
Contoh : cymnasium, lapangan
permainan, kolam renang,dsb.
7.
Warming Up/Pemanasan
Pemanasan
sebelum melakukan latihan yang berat dapat membantu mencegah terjadinya cedera.
Latihan ringan selama 3-10 menit akan menghangatkan otot sehingga otot lebih
lentur dan tahan terhadap cedera. Metode pemanasan yang aktif lebih efektif
daripada metode pasif seperti air hangat, bantalan pemanas,ultrasonik atau
lampu infra merah. Metode pasif tidak menyebabkan bertambahnya sirkulasi darah
secara berarti.Latihan peregangan tampaknya tidak mencegah cedera, tetapi
berfungsi memperpanjang otot sehingga otot bisa berkontraksi lebih efektif dan
bekerja lebih baik. Untuk menghindari kerusakan otot karena peregangan,
hendaknya peregangan dilakukan setelah pemanasan atau setelah berolah raga, dan
setiap gerakan peregangan ditahan selama 10 hitungan.
Hal ini serupa dengan yang di
kemukakan oleh Ozolin (1971), pemanasan itu perlu dilakukan karena sistim
organisme pada waktu istirahat memiliki inersia tertentu dan seseorang
hendaknya tidak membiarkan efisiensi fungsi seseorang ditingkatkan secara
tibatiba. Oleh sebab itu, ada waktu tertentu yang diperlukan untuk mencapai
keadaan efisinsi fisiologis yang tinggi. Ini merupakan tujuan pemanasan dalam
mencapai atau mendekati keadaan dalam suasana aktivitas fisik atau
pertandingan.
8.
Cooling Down/Pendinginan
Pendinginan
yaitu mengurangi latihan secara bertahap sebelum latihan dihentikan.
Pendinginan mencegah terjadinya pusing dengan menjaga aliran darah.Jika latihan
yang berat dihentikan secara tiba-tiba, darah akan terkumpul di dalam vena
tungkai dan untuk sementara waktu menyebabkan berkurangnya aliran darah ke
kepala. Pendinginan juga membantu membuang limbah metabolik (misalnya
asamlaktat dari otot), tetapi pendinginan tampaknya tidak mencegah sakit otot
pada hari berikutnya, yang disebabkan oleh kerusakan serat-serat otot.Manfaat
pendinginan sesudah olahraga ialah mencegah otot nyeri, kaku, dan kram. Juga
mengurangi denyut jantung yang sebelumnya bekerja keras dan membantu tubuh
menjadi lebih segar dari sebelumnya.
Daftar pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar