A. Faktor
Kebugaran Jasmani
1.
Kekuatan (Strenght)
Kekuatan
adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan
otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto, 1995:8). Kekuatan
adalah kemampuan untuk membangkitkan ketegangan otot terhadap suatu keadaan
(Garuda Mas, 2000 : 90). Kekuatan memegang peranan yang penting, karena
kekuatan adalah daya penggerak setiap aktivitas dan merupakan persyaratan untuk
meningkatkan prestasi. Dalam permainan sepak bola, kekuatan merupakan salah
satu faktor yang menentukan kemampuan permaian seseorang dalam bermain. Karena
dengan kekuatan seorang pemain akan dapat merebut atau melindungi bola dengan
baik (selain ditunjang dengan faktor teknik bermain yang baik). Selain itu,
dengan memiliki kekuatan yang baik dalam sepak bola, pemain dapat melakukan
tendangan keras dalam usaha untuk mengumpan daerah kepada teman maupun untuk
mencetak gol.
2.
Daya Tahan (Endurance)
Daya
tahan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk berkontraksi
secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu (M.
Sajoto, 1995:8). Daya tahan adalah kemampun untuk bekerja atau berlatih dalam
waktu yang lama, dan setelah berlatih dalam jangka waktu lama tidak mengalami
kelelahan yang berlebihan (Garuda Mas, 2000 : 89). Permainan sepak bola
merupakan salah satu permainan yang membutuhkan daya tahan dalam jangka waktu
yang cukup lama. Daya tahan penting dalam permainan sepak bola sebab dalam
jangka waktu 90 menit bahkan lebih, seorang pemain melakukan kegiatan fisik
yang terus menerus dengan berbagai bentuk gerakan seperti berlari, melompat,
meluncur (sliding), body charge dan sebagainya yang jelas memerlukan daya tahan
yang tinggi.
3.
Daya Otot (Muscular Power)
Daya
otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang
dikerjakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M. Sajoto, 1995:8). Daya otot
dipengaruhi oleh kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor
yang mempengaruhi kedua hal-hal tersebut akan mempengaruhi daya otot. Jadi daya
otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk
melakukan kerja fisik secara tiba-tiba. Dalam permainan sepak bola diperlukan
gerakan yang dilakukan secara tiba-tiba misalnya gerakan yang dilakukan pada
saat merebut bola. Pemakaian daya otot ini dilakukan dengan tenaga maksimal
dalam waktu singkat dan pendek. Orang yang sering melakukan aktifitas fisik
membuat daya ototnya menjadi baik. Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot dan
kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal
tersebut akan mempengaruhi daya otot.
4.
Kecepatan (Speed)
Kecepatan
adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam
bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M.Sajoto, 1995:8). Oleh
karena itu seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi dapat melakukan suatu
gerakan yang singkat atau dalam waktu yang pendek setelah menerima rangsang.
Kecepatan disini dapat didefinisikan sebagai laju gerak berlaku untuk tubuh
secara keseluruhan atau bagian tubuh. Faktor yang mempengaruhi kecepatan,
antara lain adalah : kelentukan, tipe tubuh, usia, jenis kelamin (Dangsina
Moeloek, 1984 : 7-8). Kecepatan juga merupakan salah satu faktor yang menetukan
kemampuan seseorang dalam bermain sepak bola. Pemain yang memiliki kecepatan
akan dapat dengan cepat menggiring bola ke daerah lawan dan akan mempermudah
pula dalam mencetak gol ke gawang lawan, selain itu kecepatan juga diperlukan
dalam usaha pemain mengejar bola.
5.
Daya Lentur (Fleksibility)
Daya
lentur adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala
aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai
dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh permukaan tubuh (M.
Sajoto, 1995:9). Kelentukan menyatakan kemungkinan gerak maksimal yang dapat
dilakukan oleh suatu persendian. Jadi meliputi hubungan antara tubuh persendian
umumnya tiap persendian mempunyai kemungkinan gerak tertentu sebagai akibat
struktur anatominya. Gerak yang
paling penting dalam kehidupan sehari-hari adalah fleksi batang tubuh tetapi
kelentukan yang baik pada tempat tersebut belum tentu di tempat lain pula
demikian (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dengan demikian kelentukan berarti bahwa
tubuh dapat melakukan gerakan secara bebas. Tubuh yang baik harus memiliki
kelentukan yang baik pula. Hal ini dapat dicapai dengan latihan jasmani
terutama untuk penguluran dan kelentukan. Faktor yang mempengaruhi kelentukan
adalah usia dan aktifitas fisik pada usia lanjut kelentukan berkurang akibat
menurunnya aktifitas otot sebagai akibat berkurang latihan (aktifitas fisik).
Sepak bola memerlukan unsur fleksibility, ini dimaksudkan agar pemain dapat
mengolah bola, melakukan gerak tipu, sliding tackle serta mengubah arah dalam
berlari.
6.
Kelincahan (Agility)
Kelincahan
adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu, seseorang yang
mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan
koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik (M. Sajoto, 1995:9).
Sedangkan menurut Dangsina Moeloek (1984 : 8) menggunakan istilah ketangkasan.
Ketangkasan adalah kemampuan merubah secara tepat arah tubuh atau bagian tubuh
tanpa gangguan pada keseimbangan. Kelincahan seseorang dipengaruhi oleh usia,
tipe tubuh, jenis kelamin, berat badan, kelentukan (Dangsina Moeloek, 1984 :
9). Dari kedua pendapat tersebut terdapat pengertian yang menitik beratkan pada
kemampuan untuk merubah arah posisi tubuh tertentu. Kelincahan sering dapat
kita amati dalam situasi permainan sepak bola, misalnya seorang pemain yang
tergelincir dan jatuh di lapangan, namun masih dapat menguasai bola dan
mengoperkan bola tersebut dengan tepat kepada temannya. Dan sebaliknya, seorang
pemain yang kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak saja tidak mampu
menguasai bola, namun kemungkinan justru mengalami cedera karena jatuh.
7.
Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan
adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot (M.
Sajoto, 1995:9). Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang
pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja
indera penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada
otot. Diperlukan tidak hanya pada olah raga tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari
(Dangsina Moeloek, 1984 : 10). Keseimbangan ini penting dalam kehidupan maupun
olah raga untuk itu penting dimana tanpa keseimbangan orang tidak dapat
melakukan aktivitas dengan baik. Seorang pemain sepak bola apabila memiliki
keseimbangan yang baik, maka pemain itu akan dapat mempertahankan tubuhnya pada
waktu menguasai bola. Apabila keseimbangannya baik maka pemain tersebut tidak
akan mudah jatuh dalam perebutan bola maupun dalam melakukan body contact
terhadap pemain lawan.
8.
Koordinasi (Coordination)
Koordinasi
adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerak yang berada
berada ke dalam pola garakan tunggal secara efektif (Sajoto, 1995:9).
Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu
gerakan (Dangsina Moeloek, 1984 : 4). Jadi apabila seseorang itu mempunyai
koordinasi yang baik maka ia akan dapat melaksanakan tugas dengan mudah secara
efektif. Dalam sepak bola, koordinasi digunakan pemain agar dapat melakukan
gerakan teknik dalam sepak bola secara berkesinambungan, misalnya berlari
dengan melakukan dribble yang dilanjutkan melakukan shooting kearah gawang dan
sebagainya.
9.
Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan
adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap
suatu sasaran, sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek
langsung yang harus dikenai dengan salah satu bidang tubuh (M. Sajoto, 1995:9).
Dengan latihan atau aktivitas olahraga yang menuju tingkat kesegaran jasmani
maka ketepatan dari kerja tubuh untuk mengontrol suatu gerakan tersebut menjadi
efektif dan tujuan tercapai dengan baik. Ketepatan dalam sepak bola merupakan
usaha yang dilakukan seorang pemain untuk dapat mengoperkan bola secara tepat
pada teman, selain itu juga dapat melakukan shooting ke arah gawang secara
tepat untuk mencetak gol.
10.
Reaksi (Reaction)
Reaksi
adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi
rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau rasa lainnya. Status
kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian bentuk tes
kemampuan (M. Sajoto, 1995:10). Reaksi dapat dibedakan menjadi tiga macam
tingkatan yaitu reaksi terhadap rangsangan pandang, reaksi terhadap pendengaran
dan reaksi terhadap rasa. Seorang pemain sepak bola harus mempunyai reaksi yang
baik, hal ini dimaksudkan agar pemain mampu untuk bergerak dengan cepat dalam
mengolah bola. Biasnya reaksi sangat di butuhkan oleh seorang penjaga gawang
untuk menghalau bola dari serangan lawan, akan tetapi semua pemain dituntut
juga harus mempunyai reaksi yang baik pula.
B. Faktor
Kondisi Psikologi
1. Pengertian
Kondisi Psikologis
Kondisi
yaitu persyaratan atau keadaan (Poermadarmita, 1976 : 519). Psikologis berawal
dari kata psikologi, menurut Yusuf (dalam sumber, terlampir) Psikologi adalah
ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya,
mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks.. Dengan kata lain, tujuan umum
dari psikologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan
prestasi optimal, yang lebih baik dari sebelumnya. maka dapat disimpulkan
maksud dari kondisi psikologis disini yaitu kondisi kejiwaan atlet. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kondisi psikologis yaitu kondisi kejiwaan atlet, dalam
hal ini nampak dalam perilaku atlet sebelum, sesaat dan setelah bertanding.
1.
Psikologi Olahraga menurut
para ahli sebagai berikut :
- Psikologi olahraga merupakan bidang
dalam psikologi yang memanfaatkan prinsip, konsep, fakta, dan metode
psikologi dan menerapkannya dalam aspek-aspek aktivitas olahraga seperti
aspek belajar, keterampilan, penampilan, pelatihan, dan pengembangan.
(Bucher dalam Apruebo, 2005)
- Psikologi olahraga adalah ilmu yang
mempelajari tentang faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi partisipasi
dalam olahraga dan latihan serta pengaruh-pengaruh psikologis yang
diperoleh dari partisipasi olahraga tersebut. (Williams dan Straub, 1993)
- Psikologi olahraga adalah studi
ilmiah tentang individu dan perilakunya dalam olahraga dan latihan. (Gould
dan Weinberg, 1995)
- Psikologi olahraga adalah sebuah
bidang kajian yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam setting
olahraga. (Kontos dan Feltz, 2008)
- Psikologi olahraga adalah sebuah
bidang kajian yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam setting
olahraga, baik penampilan individual maupun tim, ditandai oleh sejumlah
interaksi dengan individu lain dan situasi-situasi eksternal yang
menstimulasinya. (Singer, 1980; Sudibyo, 1989)
Jadi psikologi
olahraga secara umum adalah :
Ilmu
yang mempelajari kejiwaan dan tingkah laku para pelaku olahraga baik atlet,
official, pelatih, dan juga suporter. Dan memahami aspek-aspek psikologi
melalui olahraga.
2.
Aspek-aspek Psikologis yang
Berperan dalam Olahraga
Pengaruh
faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet
tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah psikologis
yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya
dengan pertandingan dan masa latihan.
1.
Berpikir Positif
Berpikir
positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu
dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang
melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh
sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan
menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal
utama untuk dapat memiliki ketrampilan psikologis atau mental yang tangguh.
2. .Motivasi
Motivasi
dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu
sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan
bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan
sesuatu.
Ditinjau
dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang
berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri
(intrinsik). Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap
penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain
sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan.
3. Emosi
Faktor-faktor
emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi
terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya.
Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang, sedih, marah,
cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut terdapat pada setiap
orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana kita
mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.
4. Kecemasan dan Ketegangan
Kecemasan
biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan,
rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya.
Kecemasan-kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila ia
terjun ke dalam pertandingan maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan
optimal. Untuk itu, telah banyak diketahui berbagai teknik untuk mengatasi
kecemasan dan ketegangan yang penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya.
5. Kepercayaan Diri
Dalam
olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu
suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri
terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil di bawah
kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa ragu akan
kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki
pengalaman bertanding yang memadai.
6. Komunikasi
Komunikasi
yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara atlet dengan
pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjalinnya komunikasi
yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah timbulnya salah pengertian yang
menyebabkan atlet merasa diperlakukan tidak adil, sehingga tidak mau bersikap
terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih jauh adalah berkurangnya kepercayaan
atlet terhadap pelatih.
7. Konsentrasi
Konsentrasi
merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek
tententu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin
lama ia dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting
peranannya. Dengan berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat
latihan, apalagi pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.
8. evaluasi diri
Evaluasi
diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi pada
dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat mengetahui kelemahan
dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini. Dengan bekal
pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain dapat memasang target latihan
maupun target pertandingan dan cara mengukurnya. Kegunaan lainnya adalah untuk
mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukannya, sehingga memungkinkan untuk
mengulangi penampilan terbaik dan mencegah terulangnya penampilan buruk
(Sumber, terlapir).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar